MEMBUAT LAPORAN TAHUNAN DENGAN EXCEL

Standard

Saat ini tak usah ribet-ribet kalau harus membuat laporan terutama bagi para bidan yang identik dengan segala macam bentuk pelaporan mulai dari harian sampai tahunan. berikut ini ada cara prektis membuat laporan tahunan dengan menggunakan microsoft excel. Untuk melihathasilnya bisa LIHAT DISINI
Langkah-langkah membuat file ini :

 

1.             Buka file excel

2.        Untuk menulis judul, ketik judul di satu cell lalu klik Format Cells atau CTRL 1 pilih alignment –> ubah text alignment menjadi center –> klik wrap text –> OK

3.        Untuk menggabungkan 2 row sama dengan diatas lalu klik merge cells –> OK

4.       Untuk membuat tabel CTRL 1 pilih borders lalu pilih bentuk tabel –> OK

5.  Buat judul dengan rumus =judul&” Puskesmas ” &pusk&” “&kota&” Bulan “&APR& ” Tahun “&tahun –>enter

6.   Tambahkan komentar pada judul dengan cara klik kanan pada judul lalu insert comment–>OK

7.      Membuat nomor urut yaitu ketik 2 nomor berurut ke bawah –> blok –> tarik tanda tambah di pojok kanan bawah area yang diblok

8.            Hitung K/S dengan cara mengklik di area tabel K dan S rumus =D7/C7% –>enter

9.        Hitung D/S, N/D, N/S dengan cara yang sama dengan di atas

10.  Untuk membuat kategori bina D/S, dicari dengan rumus =IF(H7<TDSFEB,”BINA”,”-“)–>enter

11.Untuk kategori bina N/D dicari dengan rumus =IF(I7<TNDJAN,”BINA”,”-“)–>enter

12.  Untuk mengetahui hasil dibawahnya, tarik tanda tambah di pojok kanan bawah area cells

13.   Mengisi catatan dengan rumus =”Catatan : Pada bulan “&APR&” ini jumlah Posyandu yang perlu dibina D/S adalah “&COUNTIF(K7:K16,”BINA”)&” Posyandu dan N/D “&COUNTIF(L7:L16,”BINA”)&” Posyandu”””–>enter

14.Pada temapat dan tanggal, gunakan rumus =””&Tempat&”, 5 “&APR&” “&tahun&”” Ingat : sebelumnya telah dibuat tabel berisi bulan, nama dokter, NIP, TPG, dan NIP

15.   Masukkan nama pimpinan Puskesmas, pelapor, dan NIP dengan rumus yang dibuat sesuai pada tabel yang dibuat pada poin 14 contoh =PNAPRL

16.   Untuk membuat grafik klik insert–>chart–>select data dari nama Posyandu–>OK

17.  Untuk mengunci sheet –> Home–>Format–>Protect Sheet–>masukkan password–>OK

18.        Percantik lembaran excel dengan menambahkan Fill color sesuai warna yang diinginkan

19.  Tabulasikan data pada kolom D, N, dengan rumus =AVERAGE(JAN!E7,FEB!E7,MAR!E7) enter lalu tarik tanda tambah pada pojok kanan bawah ke bagian samping lalu ke bagian bawah

20.       Save data

selamat mencoba ya sooobbbb…..^^

soobbb,,,,laman ini juga ada di blog aq yg lain lho…..KLIK HERE

PRE-EKLAMSI

Standard

 

1.     Definisi pre eklamsi

·         Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).

·         Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada molahidatidosa. (Rukiyah, 2010).

·         Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004)

·         Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009)

·         Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007)

Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga “disease of theory” (Rukiyah, 2010).

 Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan hal – hal berikut : (1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa; (2) sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan; (3) sebab dapat terjadinya perbaiakan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus; (4) sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya; dan (5) sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Hanifa W, 2006).

 Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.

Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya preeklamsia adalah:

1)    Peran prostasiklin dan trombiksan

Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).

2)    Peran faktor imunologis

Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang

untuk lihat selengkapnya KLIK DISINI

ASUHAN INTRANATAL DI KOMUNITAS

Standard

2.1.     ASUHAN INTRANATAL DI KOMUNITAS

2.2.1.      Definisi

Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.

Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

 

2.2.2.      Falsafah Ibu Bersalin Di Komunitas

  1. Bidan meyakini bahwa setiap individu  berhak untuk merasa aman,puas terhadap pelayanan masyarakat.
  2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.
  3. Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya baik emosi,fisik dan social
  4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.

 

2.2.3.      Tujuan Asuhan Intranatal

  1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan
  2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan
  3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.

 

2.2.4.      Pelayanan Kebidanan Komunitas

  1. 1.      Standar pelayanan kebidanan
    1. Asuhan saat persalinan

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadahi, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung

 

  1. Persalinan yang aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

 

  1. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

 

  1. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum

 

  1. 2.      Persiapan
    1. a.      Persiapan Bidan

Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang berkerja di komunitas. Di Indonesia pendidikan bidan yang ada sekarang diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa. Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesmas pembantu dilihat dari tugas-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidan dalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan pelayanan persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang dapat untuk merujuk kasus-kasus kegawatdaaruratan. Dengan demikian bisa menyelamatkan ibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI. Persiapan bidan meliputi:

N  Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan.

N  Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan kelahiran bayi.

N  Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.

N  Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Apabila itu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.

N  Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur, serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan teknik pencegahan infeksi

 

  1. b.      Persiapan rumah dan lingkungan

Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki:

N  Tersedia ruangan yang bersih dan layak 

N  Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingin

N  Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan ditengah -tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan, dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan.

N  Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang bias digunakan saat diperlukan untuk merujuk. Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan, perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan angin.

Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.

 

Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan menjadi berikut :

N  Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu : 

  • Rumah cukup aman dan hangat
  • Tersedia ruangan untuk proses persalinan
  • Tersedia air mengalir
  • Terjamin kebersihannya
  • Tersedia sarana media komunikasi

 

N  Rumah

Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :

  • Ruangan sebaiknya cukup luas
  • Adanya penerangan yang cukup
  • Tempat nyaman
  • Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan

 

  1. c.       Persiapan alat / bidan kit

Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah : 

1)      Persiapan untuk pertolongan persalinan

  • Tensimeter
  • Stetoskop
  • Monoaural
  • Jam yang mempunyai detik
  • Termometer
  • Partus set
  • Heacting set
  • Bahan habis pakai (injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa, detol/lisol)
  • Set kegawatdaruratan
  • Bengkok
  • Tempat sampah basah, kering dan tajam
  • Alat –alat proteksi diri

 

  1. d.      Persiapan  ibu dan keluarga

Persalinan adalah saat yang menegangkan bahwa dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan sayang ibu selama proses persalinan. Adapun persiapan ibu dan keluarga diantaranya:

  • Waskom besar
  • Tempat/ember untuk penyediaan air
  • Kendil atau kwali untuk ari-ari
  • Tempat untuk cuci tangan (air mengalir) + sabun + handuk kering
  • Satu kebaya (daster)
  • Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh diatas alas plastik atau karet.
  • BH menyusui
  • Pembalut
  • Satu handuk 
  • Sabun
  • Dua waslap
  • Perlengkapan pakaian bayi
  • Selimut bayi
  • Kain halus atau lunak untuk mengeringkan dan membungkus bayi

 

2.2.5.      Intranatal Di Rumah

  1. 1.      ASUHAN PERSALINAN KALA I

Pemberian asuhan persalian kala I bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Ada tugas dan proses/ langkah-langkah yang harus di lalui dalam memberikan asuhan persalinan pada Kala I. Tugas dan proses tersebut seperti yang dijabarkan di bawah ini :

  • Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai
  • Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu.
  • Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan
  • Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat.
  • Mengizinkan adanya pendamping.

Sebelum bidan melakukan menajemen asuhan kala I, bidan perlu mengingat tentang konsep  sayang ibu, rujuk apabila partograf melewati garis waspada atau da kejadian-kejadian penting lain, serta lakukan observasi ketat apabila didapatkan penyimpangan dalam partograf.

Langkah-langkah asuhan intranatal kala I meliputi :

  • Mengizinkan ibu memilih pendamping persalinan;
  • Bidan harus segera datang kerumah ibu apabila dipanggil;
  • Memperhatiakan proses pencegahan infeksi;
  • Melakukan anamnesis secara lengkap tentang kehamilan ibu;
  • Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap;
  • Melakukan pemeriksaan dalam sesuai kebutuhan/indikasi;
  • Melakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan partograf;
  • Dokumentasikan secara lengkap semua kejadian dalam lembar observasi dan partograf;
  • Berikan dukaungan moral pada ibu,suami, dan keluarga;
  • Libatkan keluarga secara aktif dalam proses persalinan;
  • Jelaskan proses persalianan yang sedang berlangsung dan beritahu setisp kemajuan;
  • Lakukan manajemen nyeri non farmakologi (masase punggung, relaksasi, dan lain-lain);
  • Lakukan persiapan untuk pertolongan persalinan.

 

  1. 2.      ASUAHAN PERSALINAN KALA II

Manajemen asuhan persalianan kala II bertujuan untuk memsatikan proses persalinan aman, baik untuk ibu dan bayi, tugas yang harus dilakukan bidan dalam asuhan kala II adalah sebagai berikut :

  • Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman;
  • Menghargai hak ibu secara pribadi;
  • Menghargai tradisi setempat;
  • Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalianan;

Langkah-langkah asuahan intranatal kala II yaitu sebagai berikut :

  • Berikan pendampingan dan hargai ibu selama proses persalinan;
  • Memsatikan tersedianya ruangan dibutuhkan;
  • Cuci tangan dengan air mengalir sebelum dan setelah melakukan tindakan;
  • Bantu ibu untuk memilih posisi yang diinginkan;
  • Kosongkan kantong kemih setiap 2 jam;
  • Anjurkan ibu mengejan hanya jika ada dorongan ingin mengejan;
  • Berikan pujian kepada ibu;
  • Berikan minum yang mengandung gula, pada saat tidak ada his;
  • Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his, jika terjadi gawat janin percepat persalinan dengan melakukan episiotomi;
  • Hindari peregangan vagina secara manual;
  • Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar normal (APN);
  • Apabila rektum ibu mengeluarkan feses, bersihkan dengan kain bersih;
  • Lakukan inisiasi menyusui dini;
  • Berikan injeksi fitamin K pada paha bayi;
  • Berikan salep mata pada bayi;
  • Dokumentasikan secara lengkap semua temuan;

 

Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal  kala II antaralain sebagai berikut :

  • Hindari untuk meminta ibu mengejan jika dalam posisi terlentang;
  • Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, tempat persalinan, pengikat dan pemotong tali pusat;
  • Pimpin ibu mengejan jika ada keinginan untuk mengejan;
  • Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan;
  • Terapkan konsep sayang ibu;
  • Lakuakan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan.

 

  1. 3.      ASUHAN PERSALINAN KALA III

Asuhan persalinan pada kala III merupakan hal penting, mengingat salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala III, tersedianya peralatan dan perlengkapan manajemen aktif kala III dan pencegahan infeksi, tersedianya obat-obatan dan metode efektif untuk penyimpanan , serta sistem rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang efektif.

Asuahan persalinan kala III diberikan dengan tujuan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan selaput janin secara lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca-salin, memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi, dan mencegah terjadinya retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mepunyai tugas rutin, yaitu melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III (manajemen aktif kala III).

Hal-hal yang yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala III adalah sebagai berikut :

  • Penyimpanan oksitosin harus didlam lemari es pada suhu 2-80C dan hindarkan dari paparan cahaya secara langsung.
  • Pada suhu 300C oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, dan pada suhu 400C oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu.
  • Tidak dianjurkan untuk memberikan ergometrin atau metergin sebelum bayi lahir.
  • Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi  dengan baik, keluar darah dari vagina, serta tali pusat memanjang.
  • Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat secara berlebihan.
  • Lakukan peregangan tali pusat dengan hati-hati
  • Hentikan peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan.
  • Apabila merasa tidak yakin plasenta dapat dilahirkan dengan lengkap, ikuti prosedur tetap penatalaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.

 

  1. 4.         ASUHAN PERSALINAN KALA IV

Asuhan persalinan kala IV merupakan asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai  dua jam setelah plasenta lahir. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia uteri. Kehilangan darah biasanya terjadi karena pelepasan plasenta dan robekan serviks dan perinium.. jumlah darah yang keluar harus diukur (1 bengkok = ± 500 cc), apabila jumlah perdarahan lebih dari 500 cc harus dicari penyebabnya.

Hal-hal yang herus diperhatikan pada asuhan persalinan kala IV adalah sebagai berikut :

  • Kontraksi uterus
  • Perdarahan
  • Kandung kemih
  • Adanya luka
  • Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap
  • Tanda-tanda vital
  • Keadaan bayi

 

2.2.6.      Kegawatdaruratan Persalinan

Beberapa tindakan yang akan dilakukan bidan apabila menghadapi kasus kegawatdaruratan persalinan adalah sebagai berikut :

  • Jangan menunda untuk melakukan rujukan
  • Mengenali maslah dan memberikan instruksi yang tepat
  • Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara terus menerus
  • Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
  • Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
  • Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan singkat